Selama ini,
alkohol dan minuman-minuman
berkafein dianggap bisa mengurangi
kualitas sperma. Namun menurut
sebagian ahli, pengaruhnya terhadap
kesuburan tidak seberapa besar bila
dibandingkan dengan celana dalam
yang terlalu ketat.
Pekan lalu, National Health Service
di Inggris menerbitkan hasil
penelitian yang cukup mengejutkan.
Betapa tidak, alkohol dan berbagai
minuman berkafein dianggap tidak
seberapa besar pengaruhnya
terhadap kualitas sperma yang
dihasilkan seorang laki-laki.
Dalam penleitian yang melibatkan
2.246 orang laki-laki dewasa ini,
perubahan gaya hidup seperti
mengurangi alkohol dan minum kopi
tidak seberapa besar pengaruhnya
terhadap kualitas sperma. Memang
ada perbaikan pada penderita
gangguan kesuburan, namun
perubahannya tidak sebesar yang
diharapkan.
Penelitian yang dilakukan para ahli
dari University of Manchester ,
University of Sheffield dan
University of Alberta di Kanada ini
justru membuktikan faktor lain yang
lebih ganas merusak sperma. Faktor
tersebut tidak lain adalah celana
dalam yang terlalu ketat.
"Perlu dicatat bahwa yang menarik
dari penelitian ini adalah, gaya hidup
yang kurang sehat tidak terlalu besar
pengaruhnya terhadap kualitas
sperma," tulis para ahli dalam
laporan ilmiahnya seperti dikutip dari
NY Dailynews.
Di antara para partisipan yang
semuanya diambil dari berbagai klinik
kesuburan di Inggris, 40 persen
memiliki kualitas sperma yang buruk.
Saat dibandingkan, tidak banyak
perbedaan pada kebiasaan
mengonsumsi alkohol namun para
partisipan yang spermanya jelek
cenderung lebih sering memakai
celana dalam yang ketat daripada
celana bokser.
Celana dalam yang terlalu ketata
memang diketahui bisa membuat
fungsi organ reproduksi para lelaki
mengalami gangguan. Selain karena
bisa meningkatkan temperatur organ
vital, bahan-bahan yang dipakai
dalam pembuatannya dinilai turut
mengurangi kualitas sperma.
0 komentar:
Posting Komentar