Beberapa orang
khawatir karena memiliki fantasi
seksual yang aneh-aneh karena takut
menyakiti perasaan pasangan.
Bahkan kekhawatiran ini bisa
berlanjut karena dianggap sebagai
indikasi ada sesuatu yang salah
dalam hubungan atau kehidupan
seks yang kurang harmonis. Pada
kenyataannya, berfantasi seks itu
wajar dan sah-sah saja dialami.
Beberapa orang jarang atau bahkan
tidak pernah memiliki fantasi seksual.
Namun di sisi lain, beberapa orang
ada yang menggunakan fantasi untuk
merangsang libido. Otak pada
dasarnya merupakan organ seks yang
paling penting. Otak memberitahu
tubuh saat merasa terangsang atau
ketika menginginkan sesuatu yang
sedikit berbeda.
"Umumnya, fantasi yang sehat
adalah berfantasi seksual tentang
pasangan, orang asing, selebriti atau
kenalan. Fantasi seksual tidak
dimaksudkan untuk dilakukan dalam
kehidupan nyata," kata Dr Gabrielle
Morrissey, seksolog sekaligus
konsultan dan peneliti seks seperti
dilansir Bodyandsoul.com
Dr Morrissey menuturkan, fantasi
lebih akurat digambarkan sebagai
hasrat seksual atau keinginan yang
tidak terpenuhi. Fantasi tinggal di
alam imajinasi sebagai bahan bakar
untuk meningkatkan gairah seksual
dan kesenangan. Karena fantasi
besifat pribadi, seringkali orang
penasaran apakah pasangannya
secara teratur berpikir tentang orang
lain ketika sedang bersamanya.
Fantasi dapat menjadi penyaluran
yang sehat. Tetapi jika terlalu
mengandalkannya sampai tidak bisa
terangsang dengan pasangan tanpa
berfantasi, atau lebih suka berfantasi
daripada melakukan hal yang nyata
dengan kekasih, maka hal ini bisa
menjadi masalah.
"Jika berfantasi selama bercinta
dengan pasangan, sebagian besar
pasangan akan ingin tahu dan
mungkin lebih baik tidak usah
diceritakan kecuali pasangan adalah
sosok yang difantasikan. Fantasi
seringkali hanya berfungsi untuk
kesenangan diri yang sesaat," kata dr
Morrissey.
Beberapa pasangan mungkin ingin
membumbui kehidupan seksnya
dengan cara berbagi fantasi lewat
membaca cerita erotis bersama atau
saling menceritakan fantasi saat
melakukan foreplay.
Meceritakan fantasi seksual yang tidak
pantas, terutama yang tidak lazim,
dapat membuat pasangan tidak
nyaman. Saat itu terjadi, ada baiknya
meminta saran dari terapis. Tapi
sekali lagi, karena fantasi tidak
dimaksudkan untuk diwujudkan
dalam kehidupan nyata, biasanya
fantasi hanya dibiarkan di dalam
angan.
"Sebenarnya terserah apakah ingin
berbagi fantasi kepada pasangan
atau tidak, tergantung pada jenis
hubungan yang dimiliki. Sama seperti
bernegosiasi tentang aspek lain dari
kehidupan seks, fantasi bersifat
pribadi dan terserah seberapa
banyak atau seperti apa yang akan
diceritakan kepada pasangan," kata
dr Morrissey.
Tapi dr Morrissey menegaskan bahwa
fantasi bisa sangat menyehatkan bagi
sebuah hubungan dan bukan
merupakan tanda adanya sesuatu
yang salah atau kurang. Banyak
pasangan yang saling menceritakan
fantasinya justru kemudian menjadi
lebih intim.
0 komentar:
Posting Komentar