Bisa ereksi tetapi
tidak merasakan apa-apa adalah
siksaan bagi setiap lelaki, khususnya
yang sudah aktif berhubungan seks.
Kondisi ini bisa saja muncul gara-gara
hobi bersepeda, khususnya jika
sering menempuh jarak yang sangat
jauh.
Sebuah penelitian menunjukkan
bahwa saat duduk di sadel sepeda,
penis akan menahan sekitar 40
persen berat badan. Bisa
dibayangkan betapa besarnya
tekanan pada jaringan saraf yang ada
di sekitar panggul, maupun di batang
kemaluan itu sendiri.
Banyak ahli mengingatkan risiko
disfungsi ereksi jika area genital laki-
laki terlalu sering dan terlalu lama
diberi tekanan saat bersepeda.
Namun anjuran ini sering dianggap
berlebihan, karena bagaimanapun
manfaat bersepeda sangat besar
untuk kebugaran dan kesehatan
secara umum.
Memang tidak semua laki-laki yang
hobi bersepeda akan mengalami
disfungsi ereksi, baik yang sifatnya
sementara maupun permanen.
Namun dampak dari kerusakan saraf
bukan cuma impotensi, tetapi juga
sensasi kesemutan yang berarti tidak
bisa merasakan apa-apa meski tetap
bisa ereksi.
"Mengendarai sepeda bisa
menyebabkan kesemutan pada penis
dan kadang juga berkurangnya
kualitas ereksi," tegas Arthur
Goldstein, MD, seorang pakar
kesehatan dari American Urological
Association.
Seperti halnya disfungsi ereksi,
kesemutan saat kelamaan naik
sepeda juga dipicu oleh tekanan
pada saraf sensori dan saraf ereksi
yang terletak di perineum atau area di
antara anus dan buah zakar. Saraf
tersebut biasanya rentan terjepit
antara sadel dengan tulang panggul.
Untungnya kerusakan saraf yang
memicu rasa kesemutan biasanya
hanya bersifat sementara, sangat
jarang berkembang jadi keluhan
permanen. Lamanya waktu
pemulihan bervariasi tergantung
tignkat kerusakan, namun ada juga
yang butuh waktu hingga berbulan-
bulan.
"Saya sarankan untuk sesegera
mungkin berhenti naik sepeda,"
saran Dr Goldstein kepada para lelaki
jika mulai mengalami kesemutan di
daerah kemaluan. Alternatifnya,
gunakan sadel khusus yang dibuat
untuk mengurangi tekanan di daerah
panggul dan kemaluan.
0 komentar:
Posting Komentar