Penjualan sex toys makin meningkat karena makin banyak pasangan yang menggunakannya sebagai teman dalam bercinta. Sebuah survei menemukan bahwa tiga perempat wanita di Inggris setidaknya memiliki 1 buah sex toy. Penjualan vibrator dan sex toys melonjak menjadi 5,5 miliar poundsterling atau sekitar Rp 81,8 triliun per tahun dan akan naik menjadi 40 milyar poundsterling atau sekitar Rp 594,7 triliun pada tahun 2020, menyaingi penjualan smartphone. Temuan itu didasarkan pada survei terhadap 700 orang wanita ditambah para pelanggan di lima toko yang menjual sex toys di Inggris. Survei menemukan bahwa sekitar 35 - 40% wanita berusia 18 - 65 tahun di Inggris menggunakan sex toys dan lebih dari 40% wanita di bawah usia 30-an tahun secara teratur mengakses pornografi secara online. Survei ini juga mengungkapkan bahwa ada 1 kota di Inggris yang menghabiskan belanja 4 kali lebih banyak dari rata-rata pengeluaran nasional untuk membeli aksesoris seks. Kota ini adalah Fleet, di Hampshire, kemudian diikuti oleh Didcot di Oxfordshire, Godalming di Surrey dan Basingstoke di Hampshire. Salah satu pemilik produser rekaman yang melakukan survei ini, Lovehoney, mengatakan bahwa kenaikan penjualan ini disebabkan para selebriti yang membuka kehidupan seksnya. "Seorang selebriti terkenal akan memberikan wawancara besar tentang kehidupan seksnya atau percintaannya dengan sex toy. Kemudian kami akan melihat kenaikan penjualan yang fantastis setelahnya," kata Neal Slateford, salah satu pemilik Lovehoney seperti dilansir Mid-day.com. Menurut Slateford, tren ini dimulai sejak booming film Sex In The City yang sangat memberikan angin kebebasan bagi wanita. Apalagi setelah salah satu karakter dalam film, Charlotte, membeli vibrator kelinci di toko sex toy terkenal di New York bernama Chest. Menurut para peneliti, fenomena ini mencerminkan sebuah tren yang mulai berkembang sejak 1970-an. Wanita mulai mengendalikan seksualitasnya dengan cara yang tidak terlihat sebelumnya dalam sejarah. |
0 komentar:
Posting Komentar